Thursday, November 8, 2012

Strategi-strategi dalam Memecahkan Masalah Matematika


Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah matematika:
1. Menggambar (Draw a picture)
Strategi menggambar merupakan strategi yang paling sederhana dan mudah dimengerti oleh siswa. Namun   tidak semua soal matematika dapat diselesaikan dengan strategi menggambar. Khususnya soal-soal yang rumit atau bersifat abstrak. Soal yang menggunakan strategi menggambar contohnya adalah Seorang tukang kayu ingin memotong sebatang kayu menjadi lima bagian. Berapa kalikah tukang itu harus memotong?
Soal di atas dapat diselesaikan dengan strategi menggambar. Pada soal di atas siswa akan mengambar jika sebatang kayu dipotong menjadi dua akan membutuhkan satu potongan.Jika dipotong menjadi tiga akan membutuhkan dua potongan dan pada akhirnya siswa akan mengetahui untuk memotong menjadi lima bagian akan membutuhkan 4 potongan.
2. Menebak dan Mengecek (Guess and Check)
Ini juga salah satu strategi yang paling umum digunakan bagi siswa jika siswa belum menemukan model matematika dari soal itu. Misalnya diberikan soal: Seorang peternak memiliki dua jenis hewan peliharaan yaitu kambing dan ayam sebanyak 24 ekor. Jika jumlah kambing lebih banyak dari ayam dan jumlah kaki-kaki keseluruhannya adalah 78 kaki. Berapakan jumlah kambing peternak itu?
Pada soal ini siswa akan langsung memikirkan dua buah bilangan yang jumlahnya 24 dan harus memenuhi empat kali jumlah kambing ditambahkan dua kali jumlah ayam harus sama dengan 78. Jadi bagi siswa yang mahir menghitung tidak akan perlu menggunakan sistem persamaan linier dua variabel untuk menjawabnya.
(Jawaban: 25 kambing)
3. Bekerja dari belakang (Working Backward)
Strategi working backward  adalah strategi yang digunakan untuk menyelesaikan soal-soal khusus. Dimana untuk menyelesaikan soal tipe ini harus mulai dari yang paling akhir diketahui. Misalnya: Beberapa penumpang kereta turun di stasiun A. Pada stasiun B ada 15 penumpang yang turun dan 20 penumpang yang naik. Pada stasiun C, 9 penumpang naik dan tidak ada yang turun. Sehingga ada 45 penumpang di dalam kereta. Berapa banyak penumpang yang naik pada stasiun A?
Untuk menyelesaikan soal tersebut maka harus mulai bekerja dari 45 penumpang di dalam kereta.
(Jawaban: 31)
4. Mendaftar secara sistematis (Systemastic Listing)
Untuk menyelesaikan soal pemecahan masalah menggunakan strategi ini, siswa harus mampu  mendaftarkan secara terurut dari yang diketahui soal. Misalnya: Sebuah kotak berisi beberapa apel dan jeruk dengan perbandingan 7 : 5. Jika jumlah apel lebih banyak 10 buah daripada jumlah jeruk. Tentukan jumlah buah dalam kotak?
Jawab:
Cara membuat daftar
 Apel                         Jeruk                               Selisisih
 7                                5                                       2
14                               10                                     4
.
.
dan seterusnya hingga mendapatkan selisih 10.
5. Menemukan Pola (Finding a Pattern)
Strategi menemukan pola secara khusus di pelajari di kelas IX semester 2 dan strategi ini juga banyak digunakan pada  saat seseorang mengikuti Tes Potensi Akademik yang biasa soal-soalnya berupa tes seri. Misalkan diberikan bilangan 1,2,3,5,8,13,... tentukan dua bilangan berikutnya. Maka dengan melihat pola bilangan tersebut, maka akan diperoleh bilangan selanjutnya. 5 = 3 + 2, 8 = 5 + 3 an seterusnya.
Semoga bermamfaat.
Source:http://p4mriuntad.blogspot.com/2012/11/srategi-strategi-dalam-memecahkan.html

Think Global at Lokal


Pesatnya perkembangan teknologi saat ini, telah menyediakan kita sumber ilmu yang tak “terbatas”. Sumber ilmu itu dapat diperoleh melaui penggunaan internet. Melalui internet kita  dapat berkumunikasi lebih cepat dengan oran-orang yang berada diluar negeri. Salah satu fasilitas yang dapat digunakan untuk berkomunikasi adalah E-Mail.

E-mail merupakan singkatan dari Elektronic Mail yang jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia adalah “surat elektronik”. E-mail berfungsi sebagai sarana untuk mengirim surat atau pesan melalui jaringan Internet. E-mail banyak digunakan karena mudah dikirim dan cepat sampai ke tujuan bahkan ke tujuan yang berjarak mencapai ribuan kilometer.
Jika kamu ingin mendaftar dan bergabung di facebook, twitter, blog, milis dan lain-lain maka kamu harus punya alamat e-mail. Adanya e-mail membuatmu memiliki alamat resmi di dunia maya. Semua pesan yang melalui jaringan internet akan ditujukan ke alamat e-mailmu itu. Selain pesan berupa tulisan, kamu juga dapat mengirim e-mail berupa gambar, foto, video, program, bahkan suara. Dan kamu dapat membuka e-mailmu di mana saja dan kapan saja, asalkan terkoneksi dengan internet. 

Melalui tulisan ini, saya tidak akan membahas kegunaan e-mail untuk mendaftar  di facebok, twitter dan lain-lain. Melainkan kegunakan e-mail untuk melakukan konsultasi dalam bidang pendidikan. Misalnya jika kita sedang mempelajari sesuatu  yang merupakan temuan-temuan ahli dan kita ingin mengetehui lebih banyak tentang temuan itu maka kita dapat berkonsultasi dengan ahlinya langsung melalui e-mail dengan catatan mampu berbahasa inggris dan mengetahui e-mail ahli tersebut. Jangan pernah ragu untuk melalakukan itu, asalkan kita mempunyai tujuan baik.  Ini merupakan salah satu strategi agar kita memiliki pengalaman yang lebih luas, dan memahami lebih lengkap terhadap apa yang telah dihasilkan oleh ahli-ahli tersebut serta melatih keberanian untuk berpikir global.

Jadi, walaupun kita hanya sekolah di dalam negeri, kita juga akan dapat berwawasan global menganai pendidikan, manakala kita mampu berkomunikasi  melalui e-mail dengan ahli-ahli pendidikan yang terkenal. Begitu juga dengan bidang lainnya.

(Motivasi saat kuliah struktur aljabar di Universitas Sriwijaya, 6 November 2012)  
Sumber:http://p4mriuntad.blogspot.com/2012/11/think-global-at-lokal.html

You are Future Researcher, Future Lecturer, Future Designer, and Future Leader

You are Future Researcher, Future Lecturer, Future Designer, and Future Leader.  Itulah sebuah kalimat yang di ucapkan oleh seorang dosen yang mengajar mata kuliah ICT. Kata-kata ini cukup membakar semangat saya untuk membuktikannya. Kalimat gambaran kecerahan masa depan, untuk menjadi manusia yang bermamfaat nusa dan bangsa.
Ketika saya mengingat kalimat ini, yang terpikir di otak saya adalah apakah yang harus saya lakukan untuk mewujukannya. Apakah cukup hanya selalu untuk mengingatnya? ataukah harus belajar dengan tekun plus doa?.
Berdasarkan beberapa referensi yang pernah saya baca untuk menjadi seorang Future Rearcher Saja membutuhkan beberapa ketrampilan khusus seperti perencanaan yang matang, penentuan biaya, majamen kelompok (jika penelitian bersifat kelompok), pengolahan data dan penggunanan IT.
Walaupun sangat berat untuk menjadi  Future Researcher, Future Lecturer, Future Designer, and Future Leader, Namun semua itu akan terjadi jika ada kesungguhan hati untuk mencapainya.
Sumber: http://p4mriuntad.blogspot.com/2012/11/you-are-future-researcherfuture.html

Tuesday, October 9, 2012

RME in Brief

 RME in Brief:

Realistic Mathematics Education, or RME, is the Dutch answer to the world-wide felt need to reform the teaching and learning of mathematics. The roots of the Dutch reform movement go back to the early seventies when the first ideas for RME were conceptualized. It was a reaction to both the American "New Math" movement that was likely to flood our country in those days, and to the then prevailing Dutch approach to mathematics education, which often is labeled as "mechanistic mathematics education."
Since the early days of RME much development work connected to developmental research has been carried out. If anything is to be learned from the Dutch history of the reform of mathematics education, it is that such a reform takes time. This sounds like a superfluous statement, but it is not. Again and again, too optimistic thoughts are heard about educational innovations. The following statement indicates how we think about this: The development of RME is thirty years old now, and we still consider it as "work under construction." 
That we see it in this way, however, has not only to do with the fact that until now the struggle against the mechanistic approach to mathematics education has not been completely conquered— especially in classroom practice much work still has to be done in this respect. More determining for the continuing development of RME is its own character. It is inherent to RME, with its founding idea of mathematics as a human activity, that it can never be considered a fixed and finished theory of mathematics education.

RME in Brief:
source: http://www.fisme.science.uu.nl/en/rme/

Monday, October 8, 2012

IELTS TEST RESULTS

After thirteen days I has waited the result of IELTS test, finally on Friday, 5th October 2012 it can be accessed by internet. My heart beats so fast when I am entering ID number. I am eager want to know what the result is.  In fact, I only got 5.5 in this test. Although, my score is lower than the target, I still feel happy, as I can improve my ability in English little by little.

As far as I know to get point 6.5 in IELTS, it's needed 6 month taking english course. But, I only got about two months to learn english effectively before take the examination.  So, I didn't disappoint about my result. Hence, I realized that to get 6.5 is miracle for me.
There are many wealth experience that I got from this exam. For instance about the situation when I am facing the test, the technique how to manage the time and how to answer the questions.

Tuesday, September 25, 2012

My Big Visions within 10 Years



I will quote a statement from Robert Fritz. He was the author of The Path of Least Resistant. He said that: there are people who will try to talk out of your vision. They will tell you that you are crazy and it can’t be done...... Don’t listen to them.
I have thought my plans which are starting from now, 25th September 2012. Those are about my vision within 10 Years which are divided to three stages: The first two years, I am going to finish my post-graduate, exactly at International Master Program on Mathematics Education(IMPoME) in Sriwijaya University-Uttrect University. The second two years, I want to be lecturer in my hometown. The third six years, I want to build places for private course on mathematics and English.
To prove my visions to be reality, I will do some action for each stage. To finish my master degree as soon as possible and also achieve high GPA, I am going to study hard. While I am studying, I will prepare the sources for the next stages. Moreover, I will ask my lecturer and friends to give me solutions and advice related to those. 
Secondly, when I had finished my study, I will work as lecturer in my home to get fund for opening new class. During two years in work, I am going to accomplish soft plans in last stage such as syllabi for private course, material and programs. And the last, I hope to build new class or rent place for private course on the strategies place. To expand it, I am going to improve the quality of my private course.